Kamis, 11 Desember 2008

PERANAN WANITA DAN KEBANGKITAN UMMAT ISLAM MASA KINI

PERANAN WANITA DAN KEBANGKITAN UMMAT ISLAM MASA KINI

Dr. Yusuf Al-Qardhawi

PERTANYAAN

Apakah benar ada masa kebangkitan bagi ummat Islam?

Jika ada, bagaimana peranan wanita dalam Islam secara umum

dan pandangan terhadap wanita karier, dan bagi yang

berpendidikan tinggi pada khususnya?

JAWAB

Tidak dapat diragukan lagi, bahwa kita hidup dalam era

kebangkitan Islam, setelah sekian lama kaum Muslimin berada

dalam keadaan tidak sadar dan lelap dalam tidurnya yang

berkepanjangan, seperti halnya kaum Kahfi, dimana

musuh-musuh mereka mengintervensi dari Barat, Timur, Selatan

dan Utara. Kemudian menjajah dan menguasainya, sehingga

dengan mudah menjatuhkan mereka dari agamanya, yaitu Islam.

Lalu diganti secara paksa peraturan-peraturan baru,

hukum-hukum baru, baik dalam masalah politik maupun sosial.

Hal-hal yang demikian itu terjadi pada saat kaum Muslimin

dalam keadaan tidak sadar. Kemudian berkat perjuangan

ahli-ahli fiqih dan dakwah, maka terjadilah pembaruan untuk

membangun pusat dakwah Islamiah dan perorangan di mana-mana.

Dengan takdir Allah, maka terjadilah kebangkitan ummat

Islam. Hal ini sudah biasa bagi ummat Islam dan sesuai

dengan sifatnya, bahwa ummat Islam tidak mungkin mati

selamanya, tanpa bangkit kembali. Karenanya, agama yang

hidup mengharuskan ummatnya hidup; dan Allah swt. dalam

setiap masa selalu mengangkat seseorang, untuk membawa

keharuman agama bagi ummatnya.

Dalam setiap masa selalu timbul di tengah-tengah ummat

Islam, orang-orang yang membela kebenaran, walau bahaya

menentangnya, sampai datangnya hari Kiamat. Maka dari itu,

keluarlah suara-suara untuk mengajak bagi ditegakkannya

kebenaran dan dipraktekkannya agama Islam secara utuh serta

pembaruan, sebagaimana dapat dirasakan seperti sekarang ini.

Sebenarnya, kebangkitan ini meliputi semua aspek. Sebagian

orang mengira di saat permulaan hanya suara saja yang

timbul, disebabkan oleh perasaan dan semangat. Sementara

kenyataan menjadi sebaliknya, setiap waktu bertambah kuat

semangat yang menyala, perasaan yang hidup dalam kesadaran

pada agama tersebut, dan kebangkitan berdasarkan pikiran

yang sehat, setelah lama hidup jauh dari kemurnian dan

kebenarannya. Sadar akan akibat dan keadilannya di segala

bidang.

Sungguh telah berubah semua perasaan dan simpatik, yang

dulunya di bawah naungan gerakan Nasionalisme dan

Sosialisme, serta lain-lainnya, dari aliran yang

bertentangaan dengan agama. Maka, pikiran-pikiran yang

semula dipengaruhi oleh paham-paham yang bukan bersumber

pada Islam, karena belum paham terhadap Islam, sekarang ini

mereka sadar akan kebenaran dan kemurnian dari ajaran Islam.

Mereka paham bahwa Islam itu bukan ibadat saja, tetapi

menyangkut segi akidah, akhlak yang luhur, muamalah

(jual-beli) yang baik, dan hukum-hukum yang telah ditetapkan

Allah. Bahkan Islam itu adalah amanat dan risalah yang dapat

mengatur kehidupan manusia sebelum lahirnya manusia, sesudah

lahir, ketika masih berupa janin, di waktu hidup dan ketika

mati. Begitu juga di waktu bangkit kembali.

Kcbangkitan ini termasuk kebangkitan berpikir. Kita telah

melihat buku-buku yang telah ditulis oleh ahli-ahli pikir

dan penulis-penulis terkenal. Di mana-mana, terutama di

perpustakaan, penuh dengan bermacam-macam buku yang dibaca

para generasi muda Islam, mulai dari yang berpendidikan

rendah sampai yang berpendidikan tinggi, mereka

mempelajarinya secara mendalam.

Adapun masa kemunduran dan bekunya pikiran adalah disebabkan

oleh banyak hal, diantaranya ialah:

Pada masa itu banyak pikiran-pikiran yang condong dan

menganggap harus ikut peradaban Barat di segala bidang.

Tiada jalan bagi kemajuan, kecuali mengambil peradaban Barat

secara keseluruhan, baik, buruk, pahit dan manis. Sehingga

para simpatisan giat mencari dalil untuk menguatkan

kedudukan dan peradaban orang asing; bahkan hal-hal yang

tidak sesuai dengan peraturan mereka, dicela dan dianggap

tidak sempurna, misalnya dalam masalah talak, riba, poligami

dan sebagainya.

Sekarang ini lain halnya, semua masalah dihadapi dengan

bahasa ilmiah dan pikiran yang sehat, walaupun mereka dalam

masa kemajuan telah mencapai bulan dan dengan mudah manusia

dapat menikmati hidup yang mewah, tetapi mereka gagal dalam

membina ketenangan jiwanya. Mereka hanya memperhatikan

sarana bagi sesuatu, tetapi mereka mengabaikan tujuan luhur

dari kehidupan ini, dan itu hanya bisa diarahkan oleh Islam.

MASALAH YANG TIDAK DAPAT DIJAWAB

Peradaban masyarakat Barat tidak dapat menjawab pertanyaan

berikut ini: Untuk apakah manusia ini hidup, dari mana dan

hendak ke mana mereka pergi?

Peradaban Barat tidak dapat memberi kebahagiaan dan

kesejahteraan bagi manusia. Maka Islamlah satu-satunya agama

alternatif yang dapat mengungkapkan kelemahan dan

ketidakmampuan mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan

yang menuju ke arah kesejahteraan di dunia maupun di

akhirat. Islamlah yang dapat menjawab dan memecahkan semua

permasalahan, baik masalah politik, sosial dan lainnya.

PERANAN KAUM INTELEKTUAL

Perhatian akan masalah-masalah Islam tidak saja terbatas

kepada orang-orang berusia lanjut, bahkan tampak lebih besar

perhatian semangatnya di kalangan para pelajar dan

ilmuwannya, baik laki-laki maupun wanita. Mereka giat

mempelajari masalah-masalah Islam dan mempraktekkannya di

masjid dan tempat-tempat ibadat lainnya yang selalu dipenuhi

oleh segenap lapisan ummat Islam.

PERANAN WANITA

Jika kita membaca Al-Qur'an, maka dapat kita ketahui bahwa

penciptaan Nabi Adam as. bersamaan dengan ibu Hawa, yang

berfungsi sebagai istri dan kawan hidup beliau.

Kita mengetahui kisah istri Fir'aun, yang dapat mencegah

Fir'aun dalam niatnya untuk membunuh Nabi Musa as.

Sebagaimana tercantum dalam firman Allah swt.:

"Dan berkatalah istri Fir'aun, '(Ia) biji mata

bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya,

mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita

pungut menjadi anak, sedangkan mereka tidak

mzenyadari." (Q.s. Al-Qashash: 9).

Kita simak kisah dimana ada dua wanita di kota Madyan,

keduanya putri Asy-Syekh Al-Kabir, yang diberi air minum

oleh Nabi Musa as. Kemudian kedua wanita tersebut

mengusulkan kepada ayahnya, supaya memberi pekerjaan kepada

Nabi Musa as. karena beliau memiliki amanat (dapat

dipercaya) dan fisiknya kuat. Sebagaimana yang tertera dalam

firman Allah swt.:

"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata,

'Wahai Bapakku, ambillah dia sebagai orang yang

bekerja (kepada kita), karena sesungguhnya orang

yang terbaik, yang kamu ambil untuk bekerja

(kepada kita) ialah orang yang kuat dan dapat

dipercaya'." (Q.s. Al-Qashash: 26).

Kita simak lagi kisah ratu Balqis di negeri Yaman, yang

terkenal adil dan memiliki jiwa demokrasi. Ratu ini setelah

menerima surat dari Nabi Sulaiman as. yang isinya seruan

untuk taat kepada Allah dan menyembah kepada-Nya, lalu dia

meminta pendapat kepada kaumnya dan bermusyawarah untuk

mengambil sebuah putusan bersama.

Firman Allah swt.:

"Berkata dia (Balqis), 'Hai para pembesar, berilah

aku pertimbangan dalam urusanku (ini), aku tidak

pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu

berada dalam majelis(ku).'

Mereka menjawab, 'Kita adalah orang-orang yang memiliki

kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang luar hiasa

(dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka

pertimbangkanlah yang akan kamu perintahkan'." (Q.s.

An-Naml: 32-3).

Kemudian dia berkata, sebagaimana yang telah difirmankan

Allah swt.:

"Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu

negeri niscaya mereka membinasakannya, dan

menjadikan penduduknya yang terhormat jadi hina;

dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat."

(Q.s. An-Naml: 34).

Kesimpulan dari pendapat ratu tersebut ialah bahwa

penguasa-penguasa di dunia ini jika mereka hendak menguasai

suatu negeri, maka mereka akan merusak dua hal, yaitu

merusak negara dan moral penduduknya.

Oleh karena itu, di dalam Al-Qur'an telah disebutkan

nama-nama wanita selain wanita-wanita yang tersebut di atas,

yang ada hubungannya dengan kisahnya masing-masing.

Misalnya, ibu Nabi Isa as, Maryam Al-Batul.

PERANAN WANITA PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW.

Adapun peranan wanita pada masa hidupnya Nabi Muhammad saw.

yang kita kenal ialah yang memelihara Nabi saw, yaitu Aminah

ibu beliau; yang menyusuinya, Halima As-Sa'diyah; dan yang

menjadi hadina (pengasuh) bagi beliau, Ummu Aiman r.a. dari

Habasyah.

Nabi saw. telah bersabda, "Bahwa dia adalah ibuku setelah

ibuku sendiri."

Kemudian kita kenal Siti Khadijah binti Khuwailid r.a,

wanita pertama yang beriman dan membantunya, Siti Aisyah,

Ummu Salamah, dan lain-lainnya, dari Ummahaatul Mukmtniin

(ibu dari kaum Mukmin), istri-istri Nabi, dan istri-istri

para sahabat Rasulullah saw.

AKTIVITAS WANITA MASA KINI

Sebenarnya, usaha (kiprah) kaum wanita cukup luas meliputi

berbagai bidang, terutama yang berhubungan dengan dirinya

sendiri, yang diselaraskan dengan Islam, dalam segi akidah,

akhlak dan masalah yang tidak menyimpang dari apa yang sudah

digariskan atau ditetapkan oleh Islam.

Wanita Muslimat mempunyai kewajiban untuk memperkuat

hubungannya dengan Allah dan menyucikan pikiran serta

wataknya dari sisa-sisa pengaruh pikiran Barat.

Harus mengetahui cara menangkis serangan-serangan kebatilan

dan syubuhat terhadap Islam.

Harus diketahui dan disadari hal-hal yang

melatarbelakanginya, mengapa dia harus menerima separuh dari

bagian yang diterima oleh kaum laki-laki dalam masalah hak

waris? Mengapa saksi seorang wanita itu dianggap separuh

dari laki-laki? Juga harus memahami hakikatnya, sehingga

iman dan Islamnya bersih, tiada keraguan lagi yang

menyelimuti benak dan pikirannya.

Dia harus menjalankan secara keseluruhan mengenai akhlak dan

perilakunya, sesuai dengan yang dikehendaki oleh Islam.

Tidak boleh terpengaruh oleh sikap dan perilaku wanita

non-Muslim atau berpaham Barat. Karena mereka bebas dari

pikiran dan peraturan-peraturan sebagaimana yang ada pada

agama Islam. Mereka tidak terikat pada perkara halal dan

haram, baik dan buruk.

Banyak diantara kaum wanita yang meniru mereka secara buta,

misalnya memanjangkan kuku yang menyerupai binatang buas,

pakaian mini, tipis (transparan), atau setengah telanjang,

dan sebagainya. Cara yang demikian itu adalah meniru orang

yang buta akan hal-hal terlarang.

Nabi saw. telah bersabda:

"Janganlah kamu menjadi orang yang tidak mempunyai

pendirian dan berkata, 'Aku ikut saja seperti

orang-orang itu. Jika mereka baik, aku pun baik;

jika mereka jahat, aku pun jadi jahat.' Tetapi

teguhkan hatimu dengan keputusan bahwa jika

orang-orang melakukan kebaikan, maka aku akan

mengerjakannya; dan jika orang-orang melakukan

kejahatan, maka aku tidak akan mengerjakan."

PERANAN WANITA DALAM KELUARGANYA

Di dalam Al-Qur'an telah ditetapkan, semua penetapan dan

perintah ditujukan kepada kedua pihak, laki-laki dan wanita,

kecuali yang khusus bagi salah satu dari keduanya. Maka,

kewajiban bagi kaum wanita di dalam keluarganya ialah

menjalankan apa yang diwajibkan baginya.

Jika dia sebagai anak, kemudian kedua orangtuanya atau salah

satunya menyimpang dari batas yang telah ditentukan oleh

agama, maka dengan cara yang sopan dan bijaksana, dia harus

mengajak kedua orangtuanya kembali ke jalan yang baik, yang

telah menjadi tujuan agama, disamping tetap menghormati

kedua orangtua.

Wajib bagi setiap wanita (para istri), yaitu membantu

suaminya dalam menjalankan perintah agama, mencari rezeki

yang halal, menerima dan mensyukuri yang dimilikinya dengan

penuh kesabaran, dan sebagainya.

Wajib pula bagi setiap ibu, mengajar anak-anaknya taat

kepada Allah, yakni dengan menjauhi larangan-Nya dan

menjalankan perintah-Nya, serta taat kepada kedua

orangtuanya.

Kewajiban bagi setiap wanita terhadap kawan-kawannya yang

seagama, yaitu menganjurkan untuk membersihkan akidah dan

tauhidnya dari pengaruh di luar Islam; menjauhi paham-paham

yang bersifat merusak dan menghancurkan sendi-sendi Islam

dan akhlak yang luhur, yang diterimanya melalui buku,

majalah, film, dan sebagainya.

Dengan adanya tindakan-tindakan di luar Islam, yang

ditimbulkan oleh sebagian kaum Muslimin terhadap wanita yang

kurang bijaksana dan insaf, maka hal inilah yang menyebabkan

terpengaruhnya mereka pada peradaban Barat dan

paham-pahamnya.

Harus diakui, bahwa hak-hak wanita di sebagian masyarakat

Islam belum diberikan secara penuh.

Harus diketahui pula, bahwa suara pertama dari kaum wanita

dalam menguatkan dakwah dan risalah Muhammad saw. ialah

suara Khadijah binti Khuwailid r.a. kepada Rasulullah saw.:

"Demi Allah, Tuhan tidak akan mengecewakan engkau

sama sekali. Sesungguhnya engkau bersilaturrahmi,

menghubungi keluarga dan mengangkat beban berat,

memberi kepada orang yang tidak punya, menerima

dan memberi (menghormati) kepada tamu, serta

menolong orang-orang yang menderita."

Orang pertama yang berperan sebagai syuhada ialah Ummu Amr

binti Yasir Ibnu Amar yang bernama Samiah, dia bersama

suaminya disiksa, agar mereka keluar dari agama Islam.

Tetapi mereka tetap bertahan dan sabar, sehingga dia mati

syahid bersama suaminya.

Ketika Rasulullah saw. melintasi mereka, dan melihat mereka

dalam keadaan disiksa, lalu Rasulullah saw. berkata kepada

mereka, "Sabarlah wahai Al-Yasir, sesungguhnya kita nanti

akan bertemu di surga."

Keterangan: Artikel ini merupakan artikel lepas yang ditulis

oleh Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Dikutip dari Majalah "Al-Ummah,"

no. 66, Pebruari 1986, hlm. 40-5. Dimuatnya artikel ini

menurut hemat kami amat layak. (Penerjemah).

---------------------------------------------------

Fatawa Qardhawi: Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah

Dr. Yusuf Al-Qardhawi

Cetakan Kedua, 1996

Penerbit Risalah Gusti

Jln. Ikan Mungging XIII/1

Telp./Fax. (031) 339440

Surabaya 60177

Tidak ada komentar:

Posting Komentar